Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-80, SMPS Al-Hasany bekerjasama dengan Pondok Pesantren Asy-Syarofiyah Bariza menyelenggarakan upacara bendera yang penuh khidmat dan meriah. Meskipun keluarga besar pengasuh pondok tidak dapat hadir karena bertepatan dengan acara pernikahan salah satu alumni, pelaksanaan upacara tetap berjalan lancar, tertib, dan penuh semangat kebangsaan.
Upacara ini dipimpin oleh Imam Tirmidzi sebagai pemimpin upacara, dengan Akmal bertugas sebagai pemimpin barisan. Pasukan Paskibraka, yang seluruh anggotanya merupakan siswa pilihan, tampil gagah dalam mengibarkan Sang Merah Putih. Tak ketinggalan, paduan suara, petugas protokoler, serta pembaca naskah Undang-Undang Dasar 1945 ikut mendukung suksesnya jalannya acara.
Kepala SMPS Al-Hasany, Hanafi, mendapat amanah sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan beberapa pesan penting yang sarat makna dan motivasi bagi para peserta didik serta seluruh hadirin.
Hanafi menegaskan,“Dalam satu tahun, kita hanya diminta satu hari saja melepas segala aktivitas, untuk ikut andil dan merayakan HUT RI yang bertepatan setiap tanggal 17 Agustus. Jadi, kalau 17 Agustus masih ada yang melaksanakan kegiatan diluar perayaan HUT RI, itu sama saja tidak menghormati dan menghargai perjuangan pahlawan yang sudah susah payah memerdekakan Indonesia.”
Pernyataan ini disampaikan dengan senyum dan tawa kecil, sebagai bentuk gurauan yang tetap mengandung makna dalam.
Lebih lanjut, Hanafi menambahkan, “Upacara bendera bukan sekadar mengibarkan bendera merah putih. Ada hikmah serta pelajaran yang dapat kita ambil. Melalui upacara, kita dapat belajar pentingnya kedisiplinan, melalui upacara, kita belajar mengatur waktu, dan yang terpenting adalah menjadikan kita lebih cinta dengan tanah air.”
Beliau juga memberikan motivasi khusus kepada para santri yang hadir, “Kita seharusnya bangga sebagai santri kaum sarungan. Sebab kaum sarungan adalah sosok sentral dalam perebutan kemerdekaan. Kaum sarungan juga yang menjadi pondasi kuat dalam perjuangan pahlawan. Sejatinya, kaum sarungan adalah pahlawan bangsa saat dulu hingga saat ini.”
Suasana semakin khidmat saat acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ustadz Yatim Fauzi, sebagai ungkapan syukur sekaligus harapan agar bangsa Indonesia senantiasa diberi kekuatan, persatuan, dan keberkahan.
Dengan terselenggaranya upacara ini, semangat nasionalisme dan cinta tanah air di kalangan siswa maupun santri semakin terpupuk. Upacara HUT RI ke-80 ini bukan hanya menjadi momentum peringatan sejarah, tetapi juga pengingat bahwa perjuangan harus terus dilanjutkan dalam bentuk pengabdian dan dedikasi untuk bangsa.